Halo! sobat psikologmudha!
Pada kesempatan kali ini, saya akan mengulas mengenai tahap perkembangan pada manusia.
Yang mana, saya mengacu pada teori menurut tokoh Erik Erikson.
Perlu diketahui, bahwa ke-8 tahap ini adalah gambaran kondisi individu dalam proses perkembangannya.
Apakah dia sukses atau gagal, normal atau terhambat,
Jika seseorang melewati tahap perkembangan manusia yang diharapkan, akan mendapati kondisi perkembangan yang ideal.
sebaliknya, jika orang tersebut melewati tahap yang tidak diharapkan, maka akan cenderung mendapati kondisi terhambat dalam perkembangannya.
Berikut adalah ke-8 Tahapan perkembangannya:
Daftar Isi
Trust Vs Mistrust
Trust Vs Mistrust, atau biasa yang dikenal dengan “percaya” vs “tidak percaya” adalah tahap perkembangan individu, dimana individu tersebut berusia 0-1 tahun.
Maksud dari percaya dan tidak percaya yakni, ketika bayi mengenali kedua orangtua dengan kepercayaan, maka bayi itu merasa nyaman, damai, dan tentram.
Namun, jika yang terjadi sebaliknya, maka bayi akan menganggap orangtuanya adalah orang asing yang tidak dikenal oleh bayi.
Sehingga bayi tersebut merasa tidak nyaman, dan memiliki perasaan was-was tanda bahaya bagi dirinya sendiri.
Agar bayi mendapatkan rasa “trust” dalam dirinya, perlakukan bayi anda dengan kasih sayang, berikan senyuman terbaik yang anda punya, dan berusaha bersabar atas ujian yang diberi saat anda memiliki bayi.
Karena sejatinya, bayi tanpa kita sadari memiliki sensitifitas yang lebih dibanding kita para individu dewasa.
Apa yang dilihat dan didengar oleh bayi dari kita, akan selalu tertanam dalam memori tak sadar sang bayi.
Ingat bahwa bayi adalah titipan dari Tuhan, dan kita akan ditanya bagaimana cara kita menjaga titipan tersebut.
Kunci pada tahap perkembangan ini adalah perannya seorang Ibu.
Autonomy Vs Shame and Doubt
Baik, individu yang masuk pada tahap perkembangan ini adalah individu yang memiliki usia 1 hingga 3 tahun.
Gampangannya yaa, masa bayi akhir hingga masa baru mulai berjalan.
Autonomy vs Shame and Doubt sendiri sering dikenal dengan “otonomi vs rasa malu dan ragu”.
Pada tahap ini, bayi yang berkembang dengan dukungan orangtua akan mendapati perkembangan yang diharapkan, yaitu rasa otonomi dimana individu tersebut selalu percaya diri dalam melakukan suatu hal.
Sedangkan bayi yang lebih sedikit dukungan dari orangtuanya, akan mendapati perkembangan yang tidak diharapkan, yaitu memiliki rasa ragu dan malu ketika melakukan suatu hal.
Gambaran gampangnya bisa dilihat dari perbandingan bayi yang pro-aktif, dengan bayi yang pasif.
Di tahap perkembangan ini, kedua orangtua menjadi peran utama.
Initiative Vs Guilt
Initiative Vs Guilt adalah tahapan dimana anak berusia prasekolah, yaitu usia 3-6 tahun.
Pada tahap ini mereka berpikir bahwa “apakah saya boleh melakukan apa yang ingin saya lakukan”
Dalam keadaan seperti ini, jika mereka di dorong maka akan mengikuti minatnya, namun jika di halangi atau di batasi, mereka cenderung merasa bersalah atas apa yang mereka lakukan.
Anak yang sering dilarang ketika melakukan suatu hal, akan merasakan bahwa yang ia lakukan adalah suatu kesalahan.
Rasa ini yang kemudian menyebabkan anak berpikir bahwa “oh seperti ini adalah suatu kesalahan”
Sebagai contoh dalam gambaran cerita berikut:
Seorang anak mengambil makanan dan melemparkannya ke lantai.
Hal ini bukanlah perilaku yang baik, namun wajar jika dilakukan oleh anak usia 3-6 tahun.
Ada 2 tipe orangtua dalam kasus seperti ini.
Pertama, Orangtua yang langsung mengarahkan tangan anak untuk tidak melakukan hal demikian, dengan mengarahkan makanan yang diambil bayi ke wadah lainnya. sehingga makanan tersebut tidak jadi terbuang ke lantai.
kedua, orangtua yang memberitahu dengan berteriak “itu jelek nak, jangan seperti itu” sambil membentak atau memberikan raut wajah yang tak sedap dipandang.
Dari sini, sobat psikolomudha pastinya paham, mana cara yang lebih baik bagi sang anak.
Industry Vs Inferiority
Pada tahap ini, anak sudah memiliki ketertarikan dan minat sehingga mereka sadar bahwa setiap orang itu berbeda.
Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka dapat melakukan suatu hal dengan baik dan benar.
Usia anak dalam tahap ini yaitu usia sekolah, yakni 6-12 tahun.
Jika mereka mendapat pengakuan dari guru atau teman sebaya, mereka akan menjadi rajin atau dapat bekerja keras.
Sebaliknya, jika mereka terlalu banyak mendapat kesan negatif, akan merasa rendah diri bahkan kehilangan motivasi.
Tetangga dan lingkungan sekolah sangat memengaruhi tahap perkembangan ini.
Baca Juga: Teori Perkembangan dalam psikologi.
Tahap perkembangan manusia Identity Vs Role Confused
Selama masa remaja, kita belajar bahwa kita semua memiliki peran yang berbeda.
Di rumah kami menjadi anak yang berbakti, di sekolah kami menjadi siswa, di masyarakat umum kami menjadi warga negara.
Namun, ketika ditanya siapa kamu? kita tidak bisa menjawab. Sebenarnya, peran utama kita itu sebagai apa?
Inilah yang dimaksud dengan krisis identitas.
Pada tahap ini, remaja berusia 12-18 tahun sering menghadapi krisis identitas.
Jika orang tua mengizinkan remaja untuk mengeskplorasi dunia luar, mereka akan mendapatkannya. Sebaliknya, jika para orangtua berusaha untuk mengatur kehendak remaja atas kehendak orangtua, maka para remaja akan cenderung mengalami krisis identitas.
Kunci dalam tahap ini adalah sosok model dan panutan, serta teman sebaya bagi sang anak remaja.
Tahap perkembangan manusia Intimacy Vs Isolation
Tahap ini merupakan tahap seorang remaja memasuki usia dewasa awal dan berakhir pada usia dewasa akhir yakni 40 tahun.
Sosok dewasa awal memiliki hubungan dan keintiman yang harus terpenuhi.
Apakah aku bisa mencintai? apakah aku bisa menjadi sahabatnya?
Pertanyaan-pertanyaan seperti itu yang biasanya akan muncul di benak dewasa awal.
Hubungan yang akrab, serta keintiman yang didapatkan akan membuat individu dewasa bahagia. Sebaliknya, jika keintiman tidak didapatkan, akan mengalami isolasi atau kesepian.
Pada tahap ini, semua lingkungan pertemanan menjadi penentu perkembangan individu.
Tahap perkembangan manusia Generativity Vs Stagnation
Tahap selanjutnya adalah, Generativitas dan stagnasi.
Pada tahap ini, individu berusia 40-65 tahun.
Usia yang sudah cukup tua bagi manusia. Pada usia ini, individu cenderung berpikir untuk mendidik generasi dibawahnya.
Jika individu tersebut dapat mendidik generasi dibawahnya dengan baik, maka ia akan bahagia, Sebaliknya jika tidak, maka akan pesimis dan stagnan.
Orang-orang di rumah dan di tempat kerja, yang dapat memengaruhi di tahap perkembangan ini.
Integrity Vs Despair
Tahap terakhir dalam perkembangan manusia adalah disini.
Saat berusia 65-Menjelang kematian.
Individu sudah melalui berbagai macam kehidupan yang telah usai.
Sekarang, pada tahap perkembangan ini, individu tersebut mulai lihat kembali bagaimana kehidupannya yang dulu.
Bagaimana dengan yang sudah ku lakukan selama ini?
Mereka cenderung bertanya demikian.
Apabila individu pada tahap ini merasa yang dilakukan adalah kebaikan. Ia akan bahagia, puas, dan integritas.
Jika tidak, akan putus asa, dan pasrah.