Psikologi Abnormal -Pengertian, Manfaat, dan Klasifikasi Kelainan

Psikologi Abnormal adalah salah satu cabang dari ilmu psikologi yang berada pada dalam bidang klinis dimana ia mempelajari pola perilaku abnormal dan menggunakan cara tertentu untuk membantu orang yang mengalami abnormalitas. Cakupan psikologi abnormal lebih luas dari sekedar gangguan psikologi. Studi mengenai gangguan mental secara umum dikaitkan dengan perspektif model medis (medical model). Model ini menganggap perilaku abnormal adalah efek dari gangguan atau penyakit yang menjadi dasar dari model itu sendiri.

Daftar Isi

Pengertian Psikologi Abnormal

Psikologi abnormal kadang-kadang disebut juga psikopatologi. Dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan istilah Abnormal Psychology. Apa yang dimaksud dengan psikologi abnormal? Berikut dikemukakan beberapa definisi.

Menurut Kartini Kartono (2000), psikologi abnormal adalah salah satu cabang psikologi yang menyelidiki segala bentuk gangguan mental dan abnormalitas jiwa.

Singgih Dirgagunarsa (1999) mendefinisikan psikologi abnormal atau psikopatologi sebagai lapangan psikologi yang berhubungan dengan kelainan atau hambatan kepribadian, yang menyangkut proses dan isi kejiwaan.

Baca Juga : Psikiater yang ada di Jogja

Manfaat mempelajari Psikologi Abnormal

Psikologi abnormal dipelajari dengan harapan dapat diperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang seluk beluk kelainan jiwa (jenis, gejala, penyebab, cara mencegah dan menanganinya, dst.). Pengetahuan dan pemahaman mengenai hal tersebut diperlukan dalam bidang psikiatri dan bimbingan dan konseling. Khusus untuk konselor, dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai seluk beluk kelainan jiwa diharapkan dapat bermanfaat bagi upaya pencegahan dan penanganan gangguan jiwa yang mungkin terjadi pada peserta didik.

Ilmu yang berhubungan dengan Psikologi Abnormal

Psikiatri

Psikiatri atau ilmu kedokteran jiwa adalah cabang dari ilmu kedokteran, yang mempelajari segala hal yang berhubungan dengan gangguan jiwa, yaitu dalam hal pengenalan, pengobatan, rehabilitasi, dan pencegahan serta juga dalam hal pembinaan dan peningkatan kesehatan jiwa (Maramis, 2005).

Psikologi abnormal berhubungan dengan psikiatri karena keduanya mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan gangguan dan juga penyakit jiwa. Namun pada psikologi abnormal usaha tersebut tidak sampai pada penyembuhan dan rehabilitasi, terlebih lagi bagi penderita psikosis.

Neurologi

Neurologi adalah cabang dari ilmu kedokteran yang khusus mempelajari struktur dan fungsi syaraf, serta diagnosis dan penyembuhan gangguan system syaraf. Neurologi diperlukan psikologi abnormal karena terjadinya kelainan jiwa dapat disebabkan oleh kelainan pada system syaraf.

Psikoanalisis

Psikoanalisis memiliki dua dimensi, yaitu sebagai aliran psikologi dan teknik terapi. Sebagai aliran psikologi, psikoanalisis banyak membahas kepribadian manusia beserta dinamikanya. Dan sebagai teknik terapi, psikoanalisis bertolak dari anggapan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi karena faktor organis dan terutama faktor psikologis oleh karena itu untuk menyembuhkan gangguan jiwa maka harus diawali dengan mengungkap akar permasalahannya, yaitu yang bersumber dari faktor-faktor psikologis penderita.

Psikologi Abnormal dalam beberapa Sudut Pandang

Abnormal artinya menyimpang dari yang normal. Yang normal itu yang bagaimana? Bilamana gejala jiwa atau perilaku dinyatakan normal ? Pertanyaan tersebut tidak mudah untuk dijawab sebab manusia merupakan makhluk multi dimensional. Manusia merupakan makhluk biologis, makhluk individu, makhluk sosial, makhluk etis, dst., sehingga perilaku manusia dapat dijelaskan dari dimensi-dimensi tersebut. begitu juga bila berbicara mengenai abnormalitas jiwa. Berikut ini dikemukakan beberapa konsepsi mengenai abnormalitas menurut tinjauan tertentu (Maramis, 2005; Kartini Kartono, 1999).

Baca Juga: Psikiater yang ada di Bandung

Secara Statistik

Psikologi Abnormal

Secara statistik suatu gejala dinyatakan sebagai abnormal bila menyimpang dari mayoritas. Dengan demikian seorang yang jenius samasama abnormalnya dengan seorang idiot, seorang yang jujur menjadi abnormal diantara komunitas orang yang tidak jujur.

Secara Patologis

Psikologi Abnormal- Berdasarkan konsepsi ini tingkah laku individu dinyatakan tidak normal bila terdapat simptom-simptom klinis tertentu, misalnya ilusi, halusinasi, obsesi, fobia,dst. Sebaliknya individu yang tingkah lakunya tidak menunjukkan adanya simptom-simptom tersebut adalah individu yang normal.

Secara Penyesuaian Pribadi

Menurut konsepsi ini seseorang dinyatakan penyesuaiannya baik bila yang bersangkutan mampu menangani setiap masalah yang dihadapinya dengan berhasil. Dan hal itu menunjukkan bahwa dirinya memiliki jiwa yang normal. Tetapi bila dalam menghadapi maslah dirinya menunjukkan kecemasan, kesedihan, ketakutan, dst. yang pada akhirnya masalah tidak terpecahkan, maka dikatakan bahwa penyesuaian pribadinya tidak baik, sehingga dinyatakan jiwanya tidak normal.

Secara Sosio-kultural

Setiap masyarakat pasti memiliki seperangkat norma yang berfungsi sebagai pengatur tingkah laku para anggotanya. Individu sebagai anggota masyarakat dituntut untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma sosial dan susila di mana dia berada. Bila individu tingkah lakunya menyimpang dari norma-norma tersebut, maka dirinya dinyatakan sebagai individu yang tidak normal.

Secara Kematangan Pribadi

Menurut konsepsi kematangan pribadi, seseorang dinyatakan normal jiwanya bila dirinya telah menunjukkan kematangan pribadinya, yaitu bila dirinya mampu berperilaku sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Klasifikasi Kelainan dalam Psikologi Abnormal

Kelainan atau gangguan jiwa beraneka ragam, baik itu menyangkut faktor penyebab, gejala-gejala yang paling menonjol, dan berat-ringannya gangguan tersebut. Untuk keperluan kemudahan dalam komunikasi, kemudahan pendidikan, dan membuka jalan untuk penelitian lebih lanjut maka para ahli kemudian membuat klasifikasi gangguan jiwa.

Psikosis

Psikosis Berhubungan denan Sindroma Otak Organik

  • Dementia senilis dan presenilis
  • Psikosis alkoholik
  • Psikosis berhubungan dengan infeksi intracranial
  • Psikosis berhubungan dengan kondisi serebral lain
  • Psikosis berhubungan dengan kondisi fisik lain

Psikosis Fungsional

  • Skizofrenia
  • Psikosis afektif
  • Psikosis paranoid
  • Psikosis lain
  • Psikosis tak tergolongkan

Neurosis, Gangguan Kepribadian dan Gangguan Non Psikosis Lainnya

  • A. Neurosis Cemas
  • Neurosis Histerik
  • Neurosis Fobik
  • Neurosis Depresif
  • Neurasthenia
  • Sindroma Depersonalisasi
  • Neurosis Hipokondrik
  • Neurosis Lain
  • Neurosis Tak Tergolongkan

Neurosis

Pengertian Neurosis

Neurosis kadang-kadang disebut psikoneurosis dan gangguan jiwa (untuk membedakannya dengan psikosis atau penyakit jiwa. Menurut Singgih Dirgagunarsa (1978), neurosis adalah gangguan yang terjadi hanya pada sebagian dari kepribadian, sehingga orang yang mengalaminya masih bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan biasa sehari-hari atau masih bisa belajar, dan jarang memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.

Dali Gulo (1982), berpendapat bahwa neurosis adalah suatu kelainan mental, hanya memberi pengaruh pada sebagaian kepribadian, lebih ringan dari psikosis, dan seringkali ditandai dengan keadaan cemas yang kronis, gangguan-gangguan pada indera dan motorik, hambatan emosi, kurang perhatian terhadap lingkungan, dan kurang memiliki energi fisik, dst. Nurosis.

Menurut W.F. Maramis (1980), adalah suatu kesalahan penyesuaian diri secara emosional karena tidak diselesaikan suatu konflik tidak sadar.

Pendapat Mengenai Neurosis

Berdasarkan pendapat mengenai neurosis dari para ahli tersebut dapat diidentifikasi pokok-pokok pengertian mengenai neurosis sebagai berikut:

  • Neurosis merupakan gangguan jiwa pada taraf ringan.
  • Neurosis terjadi pada sebagian aspek kepribadian.
  • Neurosis dapat dikenali gejala-gejala yang menyertainya dengan ciri khas kecemasan.
  • Penderita neurosis masih mampu menyesuaikan diri dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Psikiater Jogja

Jenis Jenis Neurosis

Kelainan jiwa yang disebut neurosis ditandai dengan bermacam-macam gejala. Dan berdasarkan gejala yang paling menonjol, sebutan atau nama untuk jenis neurosis diberikan. Dengan demikian pada setiap jenis neurosis terdapat ciri-ciri dari jenis neurosis yang lain, bahkan kadang-kadang ada pasien yang menunjukkan begitu banyak gejala sehingga gangguan jiwa yang dideritanya sukar untuk dimasukkan pada jenis neurosis tertentu (W.F. Maramis, 1980).

Bahwa nama atau sebutan untuk neurosis diberikan berdasarkan gejala yang paling menjonjol atau paling kuat. Atas dasar kriteria ini para ahli mengemukakan jenis-jenis neurosis sebagai berikut:

Anxiety

Tidak ada rangsang yang spesifik yang menyebabkan kecemasan, tetapi bersifat mengambang bebas, apa saja dapat menyebabkan gejala tersebut. Bila kecamasan yang dialami sangat hebat maka terjadi kepanikan.

Histeria

Histeria merupakan neurosis yang ditandai dengan reaksi-reaksi emosional yang tidak terkendali sebagai cara untuk mempertahankan diri dari kepekaannya terhadap rangsangrangsang emosional. Pada neurosis jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Gejalagejala sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, teruma bila penderita menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.

Neurosis Fobik

Neurosis fobik merupakan gangguang jiwa dengan gejala utamanya fobia, yaitu rasa takut yang hebat yang bersifat irasional, terhadap suatu benda atau keadaan. Fobia dapat menyebabkan timbulnya perasaan seperti akan pingsan, rasa lelah, mual, panik, berkeringat, dst.

Neurosis Obsesif Kompulsif

Istilah obsesi menunjuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau menguasai kesadaran dan istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya perbuatan tersebut tidak perlu dilakukan.

Neurosis Depresif

Neurosis depresif merupakan neurosis dengan gangguang utama pada perasaan dengan ciri-ciri : kurang atau tidak bersemangat, rasa harga diri rendah, dan cenderung menyalahkan diri sendiri.

Neurashtenia

Neurasthenia disebut juga penyakit payah. Gejala utama gangguan ini adalah tidak bersemangat, cepat lelah meskipun hanya mengeluarkan tenaga yang sedikit, emosi labil, dan kemampuan berpikir menurun.

Sekian artikel yang dapat dibuat, semoga bermanfaat 🙂