Aliran Behaviorisme – Sejarah, Pandangan, dan Pengaruh Antiseden

Behaviorisme
Behaviorisme

Aliran Behaviorisme dan Neo-Behavirisme adalah sebuah aliran psikologi yang berkembang sejak  tahun 1900-an hingga 1990. Yang berawal dari hadirnya seekor kuda pintar bernama Hans. Hans ini memiliki kegeniusan dalam bidang matematika. Hans bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan kepadanya dengan menggentakan kakinya ke lantai sesuai dengan jumlah yang dia jawab.

Pemilik kuda tersebut, Von Osten, pensiunan guru matematika, yang memberi pendidikan kepada kuda peliharaannya mempunyai tujuan untuk membuktikan teori Darwin bahwa manusia dan hewan memiliki proses-proses mental yang sama. Dia meyakini satu-satunya alasan mengapa kuda atau hewan lain menjadi tidak lebih cerdas dikarenakan tidak diberi pendidikan yang memadai. Karena usahanya ini, banyak dunia barat yang percaya.

Baca Juga : Sejarah, Hakikat, dan Berdirinya Psikologi Kognitif

Daftar Isi

Sejarah Aliran Behaviorisme

Pada dekade kedua abad kedua puluh (menuju sains perilaku). Aliran fungsionalisme menjadi semakin matang sedangkan aliran strukturalisme menjadi semakin redup. Meskipun strukturalisme mempertahankan posisi mereka namun sudah tidak eksklusif lagi. Perpecahan diantara dua aliran ini menjadi cikal bakal munculnya aliran hasil gerakan revolusioner yang disebut behaviorisme. Aliran Behaviorisme ini diusung oleh tokoh berumur 35 tahun John B. Watson.  

Doktrin yang ditanamkan Watson bersifat sederhana, langsung, dan berani. Watson menolak semua konsep dan istilah mentalistik, dia mempercayai tindakan-tindakan yang dapat diamati dan dapat digambarkan secara obyektif dalam istilah “stimulus” dan “respon”. Disisi lain Watson juga menolak konsep kesadaran dan menganggap bahwa kesadaran tidak berguna bagi psikologi behavioral.

Dia mengatakan bahwa kesadaran “tak pernah dipandang, disentuh, dan dibaui, dicicipi, atau dipindahkan. Ia hanyalah sebuah asumsi hambar yang sama tak terbuktinya dengan konsep jiwa dulu”. Oleh karena itu konsep kesadaran tidak berguna bagi sains perilaku. Dasar dari gagasan ini bukanlah murni dari Watson sendiri, namun pada tokoh-tokoh sebelunya seperti Auguste Comte, sebagai pendiri aliran positifisme yang menekankan bahwa satu-satunya pengetahuan yang valid adalah yang memiliki hakikat sosial dan dapat diamati secara obyektif, gagasan ini yang nantinya menjadi bagian dari Zeitgeist ilmiah pada abad ke-21.

Pada masa itu pula Watson menggarap behaviorismenya , sehingga dengan cara yang tak dapat dihindari menuntun pada jenis psikologi yang memfokuskan pada apa yang dapat dilihat, didengar, atau disentuh. Hasilnya adalah sains perilaku yang memandang bahwa manusia sebagai mesin.

Baca Juga : Pengertian Psikologi Menurut Tokoh Dan Para Ahli

Pandangan Aliran Behaviorisme

Tokoh lain yang mempengaruhi karya Watson adalah Romanes dan Morgan, dua pionir dalam psikologi hewan. Watson mengatakan “Behaviorisme adalah sebuah tunas yang keluar langsung dari studi-studi tentang perilaku hewan selama dekade pertama abad kedua puluh satu”. Gagasan inilah yang menuntun upaya-upaya untuk menunjukkan (1) adanya pikiran pada makhluk yang lebih rendah, dan (2) kesinambungan antara pikiran hewan dan manusia.

Jacques Loeb, yang membuat loncatan-loncatan besar terhadap psikologi hewan, mengembangakan teori atas dasar konsep tropisme, sebuah gerakan yang dipaksakan secara tak sengaja, reaksi hewan terhadap stimulus bersifat langsung dan otomatis.

Kembali lagi kepada Hans si kuda genius, apakah dia benar-benar pintar? Tidak. Hans dapat menjawab semua pertanyaan bukan karena dia mengetahui jawabanya. Melainkan karena telah dikondisikan oleh pemiliknya, Van Osten.  Hans hanya terlatih untuk mengetukkan kakinya atau menaikkan kepalanya manakala penanyanya melakukan gerakan tertentu. Osten telah melatih Hans dengan memaksa memberi sebuah wortel dan bongkahan gula. Ketika Hans berhasil menjawab dengan benar. Proses inilah yang nantinya akan dijelaskan oleh tokoh B.F Skinner.

Baca Juga: Psikologi Humanistik – Rangkuman Mengenai Pengertian, Tokoh

Pengaruh Antiseden Behaviorisme

Aliran Behaviorisme telah lahir dengan pengaruh anteseden yang diberikan oleh tokoh sebelum John B. Watson. Aliran ini akan terus berkembang hingga munculnya aliran yang baru setelah berdirinya Behaviorisme. Banyak kritikan yang mengatakan bahwa Watson telah menghilangkan beberapa komponen penting seperti sensori dan proses perseptual. Salah satu tokoh yang paling kuat menentang Watson adalah William McDougall. Walaupun dia menyetujui riset yang dilakukan oleh Watson namun dia tidak menyetujui atas kesadaran bisa ditiadakan.

McDougall juga menanyakan asumsi Watson bahwa perilaku manusia sepenuhnya dapat ditentukan. Bahwa segala sesuatu dapat diprediksi dan merupakan hasil dari pengalaman masa lalu. Psikologi semacam ini tidak memberi kehendak bebas atau kebebasan memilih. Jika seperti ini sama halnya dengan manusia tidak akan bertanggung jawab atas perilaku mereka karena mereka tidak memiliki pilihan bebas. 

Behaviorisme Watson hanyalah tahap pertama dalam evolusi aliran behavioral. Tahap kedua, neo-behaviorisme dapat dikatan bermula sejak 1930-1960 yang meliputi hasil karya Tolman, Hull, dan Skinner. Mereka sependapat pada pokok pikiran (1) inti dari psikologi adalah studi tentang pembelajaran, (2) sebagian besar perilaku, berapapun kompleksnya dapat dijabarkan dengan hukum pengkondisian, dan (3) psikologi harus mengadopsi prinsip operasionisme.

Sedangkan tahap ketiga dari perkembangan aliran ini adalah sosiobehaviorisme, bermula sejak tahun 1960-1990. Tahap ketiga ini meliputi tokoh Bandura dan Rotter dengan ciri khususnya adalah pemikiran untuk kembali mempertimbangkan proses-proses kognitif sambal tetap mempertahankan focus pada observasi terhadap perilaku kasat mata.

Tinggalkan Balasan

%d